9 Poin Penting Pemeriksaan Belt Conveyor untuk Meminimalisir Kerusakan

Belt conveyor adalah salah satu komponen vital dalam proses produksi di berbagai industri, mulai dari pertambangan, manufaktur, hingga logistik. Perannya sangat penting karena belt conveyor bertanggung jawab untuk memindahkan material secara efisien, menghemat waktu, dan meningkatkan produktivitas. Tanpa sistem yang terjaga dengan baik, proses distribusi material dapat terganggu dan berpotensi menyebabkan downtime yang merugikan.

Agar sistem ini dapat bekerja secara optimal dan memiliki usia pakai yang panjang, pemeriksaan berkala menjadi langkah yang tidak bisa diabaikan. Belt conveyor yang tidak dirawat dengan baik dapat mengalami berbagai kerusakan, mulai dari komponen yang aus hingga kegagalan sistem secara menyeluruh. Inilah alasan mengapa inspeksi berkala menjadi kunci untuk memastikan sistem berjalan lancar dan aman.

Ada sembilan poin penting yang wajib diperhatikan saat melakukan inspeksi belt conveyor. Jika sembilan aspek ini diabaikan, maka potensi terjadinya masalah serius, kerusakan besar, hingga kerugian finansial yang signifikan bisa semakin meningkat. Melalui pemahaman yang tepat, setiap pelaku industri dapat mengurangi risiko dan menjaga efektivitas sistem conveyor dalam jangka panjang.

  • 1. Carry Back (Material yang Tertinggal)

Carry back adalah sisa material yang masih menempel di belt setelah proses pemindahan selesai. Material ini sering jatuh dan menumpuk di bawah conveyor, menyebabkan masalah seperti belt tracking yang tidak stabil dan potensi kecelakaan kerja saat pembersihan manual.

Solusi:
Pemasangan belt cleaner atau scraper sangat direkomendasikan karena investasi peralatannya jauh lebih murah dibandingkan biaya perbaikan dan pembersihan manual.

  • 2. Kondisi Lagging pada Drive Pulley

Lagging pada drive pulley berfungsi memberikan traksi antara pulley dan belt. Jika lagging aus atau tidak merata, belt bisa mengalami mistracking dan meningkatkan carry back.

Solusi:
Pemeriksaan dan perawatan rutin pada lagging sangat penting agar belt tetap bergerak stabil dan efisien.

  • 3. Kerusakan Belt

Kerusakan pada belt conveyor dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti beban berlebih, material tajam, atau kesalahan operasional. Jika tidak diinspeksi secara berkala, kerusakan ini bisa memperpendek umur belt.

Solusi:
Lakukan inspeksi visual secara rutin untuk mendeteksi kerusakan dini. Gunakan belt dengan spesifikasi yang sesuai dan pastikan operator memahami cara penggunaan yang benar.

  • 4. Roller yang Macet

Roller yang tidak berputar dengan lancar akan meningkatkan risiko mistracking dan kebutuhan daya yang lebih besar untuk menggerakkan belt. Hal ini juga memicu keausan komponen lebih cepat.

Solusi:
Bersihkan roller dari debu dan material asing secara berkala. Pastikan semua roller berputar sempurna untuk mengurangi beban kerja mesin.

  • 5. Masalah Belt Tracking

Belt tracking adalah kesesuaian posisi belt pada jalurnya. Jika belt bergerak ke kiri atau kanan secara berlebihan, dapat menimbulkan gesekan pada struktur conveyor dan merusak belt.

Solusi:
Gunakan sensor belt tracking dan lakukan penyesuaian pada roller tegangan rendah terlebih dahulu, karena bagian ini memiliki pengaruh besar terhadap kestabilan jalur belt.

  • 6. Kualitas Sambungan Mekanis

Sambungan mekanis sering digunakan pada belt conveyor karena pemasangannya cepat. Namun, sambungan yang tidak rata bisa mengganggu belt cleaner dan menyebabkan kebocoran material.

Solusi:
Jika memungkinkan, gunakan sambungan vulkanisir yang lebih tahan lama. Jika memakai sambungan mekanis, lakukan proses skiving agar sambungan rata dengan permukaan belt.

  • 7. Off-Center Loading (Pemuatan Tidak Tepat)

Pemuatan material yang tidak terpusat pada belt dapat memicu masalah tracking. Material yang dibuang di satu sisi dapat mendorong belt keluar jalur.

Solusi:
Pasang deflector plate atau kicker plate dengan desain V agar material secara otomatis diarahkan ke tengah belt.

  • 8. Debu dan Tumpahan Material

Debu dan tumpahan material tidak hanya mengotori area kerja tetapi juga membahayakan kesehatan pekerja. Dengan berlakunya peraturan ketat tentang paparan debu silika, pengendalian debu menjadi prioritas.

Solusi:
Gunakan sistem sealing yang efektif dengan penambahan skirting, cradle, dan idler yang tersusun rapat agar material tetap stabil pada belt. Pastikan belt support memadai untuk mendukung sistem sealing.

  • 9. Hammer Rash pada Hopper atau Chute

Hammer rash adalah kerusakan pada dinding hopper akibat sering dipukul dengan palu untuk melancarkan aliran material yang macet. Tindakan ini justru memperburuk kondisi permukaan hopper, menyebabkan material semakin mudah menempel.

Solusi:
Gunakan rotary vibration, lining UHMW (Ultra High Molecular Weight), atau air cannon untuk menjaga kelancaran aliran material tanpa merusak hopper.

Kesimpulan

Pemeriksaan menyeluruh pada sembilan titik penting ini dapat memperpanjang umur belt conveyor dan mengurangi biaya perawatan. Setiap masalah kecil yang diabaikan bisa berkembang menjadi kerusakan besar yang memakan biaya dan waktu produksi.Jika Anda membutuhkan produk berkualitas untuk menunjang sistem conveyor, seperti belt, coupling, pulley, atau power transmission part lainnya, PT Tali Agung siap membantu. Hubungi kami sekarang melalui WhatsApp 082142052612 untuk konsultasi dan penawaran terbaik.

Scroll to Top